Berburu Rupiah di Padang Batu Bara

SEJAK 2006 hingga kini mereka masih MEMBURU BATU BARA< apa hasilnya bagi LINGKUNGAN ?????????????

Batu bara? Sepuluh atau 15 tahun lalu, jangankan terjun di bisnis ini, sekadar menyebut kata “batu bara” pun Anda mungkin malu. Selain takut dicap sebagai manusia kuno, apa yang bisa diharapkan dari komoditas masa lalu itu? Yang tercetak di otak kita hanyalah kenangan lama: guru SD kita mengajarkan bahwa salah satu tempat di Sumatera Selatan, Ombilin namanya, menghasilkan batu bara. Dan kita pun merasa tak perlu tahu bagaimana rupa komoditas itu karena dinilai tak terlalu penting.

Kita baru tersentak ketika Grup Bakrie meraup untung luar biasa besar dari bisnis batu bara. Seperti banyak diberitakan, Maret lalu, PT Bumi Resources Tbk. milik Grup Bakrie menjual seluruh kepemilikan sahamnya di dua anak perusahaannya, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin, senilai US$ 3 miliar lebih kepada konsorsium yang terdiri atas Marubeni (Jepang), Renaisance Capital (lokal) dan sejumlah bank. Yang membuat banyak orang geleng-geleng, dua tahun lalu Grup Bakrie cuma mengucurkan dana US$ 500 juta untuk mengakuisisi PT Kaltim Prima Coal — perusahaan tambang batu bara terbesar di Kalimantan Timur.

Aksi Grup Bakrie memang contoh paling mencolok betapa batu bara — sumber energi yang selama bartahun-tahun diremehkan itu — ternyata masih menyimpan energi yang dahsyat. Selain pelaku besar seperti Grup Bakrie, banyak pelaku kelas menengah dan kecil yang ikut menangguk untung besar dari maraknya bisnis batu bara akhir-akhir ini. Bahkan, di titik ekstrem yang lain, ada orang lokal di dekat daerah penambangan nun di Kalimantan sana, yang tadinya cuma membuka usaha fotokopi, belakangan bermetamorfosis menjadi trader batu bara dengan keuntungan mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Sekali lagi, ada apa di batu bara? Mungkin seperti warnanya yang hitam pekat, batu bara — yang proses terbentuknya memakan waktu lebih dari 300 juta tahun di bawah permukaan tanah — memang menyimpan banyak misteri. Ketika minyak dan gas belum ditemukan, batu bara menjadi primadona kalangan industrialis. Penggunaan batu bara secara ekstensif terekam selama Revolusi Industri pada abad ke-18 dan 19. Penemuan mesin uap oleh James Watt, yang kemudian dipatenkan pada 1769, berpengaruh besar dan langsung terhadap peningkatan penggunakan batu bara. Sejak saat itu, penambangan dan pemanfaatan batu bara meningkat pesat, yang pada masa itu sangat dibutuhkan untuk proses produksi besi baja, transportasi kapal uap dan kereta api.

Pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi primer mulai menurun seiring dengan meningkatnya pemanfaatan minyak dan gas. Puncaknya terjadi pada 1960 ketika minyak berada di posisi teratas sebagai sumber energi primer, menggeser posisi batu bara. Namun, ini bukan berarti peran batu bara sebagai energi primer tergusur sama sekali. Kisah berbalik lagi ketika terjadi krisis minyak pada 1973, yang telah menyadarkan banyak orang bahwa ketergantungan yang berlebihan pada satu jenis energi primer, yakni minyak, ternyata sangat menyulitkan kontinuitas pasokan energi. Keadaan semakin runyam dengan parahnya kondisi keamanan negara-negara di Timur Tengah sebagai produsen minyak terbesar dunia, yang akhirnya berpengaruh langsung terhadap stabilitas pasokan ataupun harganya yang sering sangat fluktuatif.

Perkembangan itulah yang mendorong para industrialis di banyak negara kembali berpaling kepada batu bara sebagai alternatif sumber energi primer. Apalagi, ditambah sejumlah keunggulan lainnya yang menjadi karakteristik utama batu bara: cadangannya sangat banyak dan tersebar luas di berbagai negara, dapat dibeli dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang stabil, harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak dan gas, aman disimpan dan ditransportasikan, teknologi pembangkit listrik tenaga uap batu bara telah teruji keandalannya, serta mutunya tak banyak dipengaruhi cuaca (baik hujan maupun panas).

Indonesia, sebagai salah satu negara yang menyimpan cadangan batu bara yang besar, juga tak mau menyia-nyiakan tren global tersebut. Apalagi, di dalam negeri sendiri, krisis energi mulai menyergap dengan semakin menipisnya cadangan minyak dan gas bumi yang diperkirakan bakal habis kurang-lebih 18 tahun lagi. Pemerintah tak punya alternatif lain selain menyesuaikan harga minyak dengan harga pasar dunia, sehingga harga minyak pun melonjak sampai 100% sejak Oktober 2004.

Keadaan itu pula yang mendorong para pelaku industri negeri ini berpaling ke batu bara sebagai alternatif sumber energi primer, menggantikan minyak yang harganya kian tak terjangkau dan tidak ekonomis lagi. Salah satu sektor yang membutuhkan cukup banyak batu bara adalah kelistrikan. Perusahaan Listrik Negara merupakan pasar yang sangat besar bagi para pemain batu bara, khususnya PLTU. Bahkan, proyeksi kebutuhan batu bara bagi sektor listrik nasional yang telah disusun PLN hingga tahun 2025 yang mencapai 200 juta ton, ternyata jauh lebih tinggi dari proyeksi yang dibuat Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia sebesar 103 juta ton.

Saat ini, produksi batu bara secara nasional sekitar 110 juta ton/tahun, dengan rincian 30% diserap pasar dalam negeri, sedangkan sisanya yang 70% diekspor. Sementara itu, Indonesia masih menyimpan cadangan batu bara yang lumayan besar, yakni sekitar 39 miliar ton: 70% merupakan batu bara muda dan 30% batu bara bermutu tinggi. Artinya, kalaulah produksi batu bara nasional mau digenjot habis-habisan hingga 400 juta ton per tahun sekalipun, kita masih punya cadangan batu bara hingga sekitar 100 tahun ke depan. Hebat, kan?

Apalagi, perkembangan teknologi mutakhir membuktikan, batu bara cair (coal liquefaction) sangat potensial dijadikan sumber energi pengganti bahan bakar minyak. Menurut temuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, selain memiliki mutu yang sama dengan BBM, sumber energi alternatif yang diolah dari batu bara muda itu juga sangat efisien dan ramah lingkungan, serta harganya lebih murah daripada harga BBM konvensional.

Nah, lagi-lagi yang perlu dipertanyakan, sejauh mana anugerah yang berlimpah-ruah dari Tuhan atas bangsa Indonesia ini mampu dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyatnya. Kita perlu prihatin, di tengah maraknya bisnis batu bara belakangan ini, tak kalah maraknya pula berita-berita tidak sedap yang menyertainya. Misalnya, merebaknya para penambang tanpa izin (disingkat peti — bahasa halus untuk gerombolan penambang liar) yang beroperasi tanpa sedikit pun peduli pada nasib rakyat di sekitar lokasi penambangan, apalagi terhadap kelestarian lingkungan. Laporan dari lembaga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan menyebutkan, sepak terjang para peti tersebut tak tersentuh hukum karena berkolusi dengan pejabat daerah dan dibeking yayasan-yayasan milik TNI-Polri.

Kita tentu mendambakan, potensi besar yang tersimpan di balik emas hitam Indonesia ini mampu dikelola dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai hanya menguntungkan sekelompok kecil pengusaha hit and run (tentu juga penguasanya) yang ingin mengeruk keuntungan sebanyak-banyak dan secepat-cepatnya, tanpa tanggung jawab sosial dan moral sebagai warga negara — seperti yang pernah menimpa kekayaan alam Indonesia lainnya, misalnya hutan tropis kita yang kini hancur, sementara para pelakunya hidup bergelimang harta dan menjadi warga kehormatan di berbagai negara lain.

1 Response to "Berburu Rupiah di Padang Batu Bara"

  1. Blogger says:

    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

Posting Komentar

Powered by Blogger